468 x 60


Gunung Sunda Purba Salah satu sisa dari pegunungan purba yang pernah meletus secara besar-besaran pada zaman prasejarah adalah Gunung Sunda yang diperkirakan dulunya pernah menjadi gunung tertinggi di pulau Jawa. Setelah Gunung Sunda Purba runtuh, terbentuklah sebuah kawah besar yang ukurannya mencapai 5 hingga 1 kilometer dan di bagiat tengahnya terbentuklah Gunung Tangkubanperahu. Pada sekitar 11.000 tahun yang lalu di saat yang juga hampir bersamaan dengan terjadinya patahan Lembang hingga ke Gunung Malangyang, peristiwa itu memisahkan antara dataran tinggi Lembang dan dataran tinggi Bandung.

Letusan Gunung Sunda Purba, tidak hanya membentuk gunung sunda saja. Selain gunung sunda, ada juga gunung Burangrang, gunung Manglayang dan Tangkuban Perahu yang merupakan jejak dari letusan gunung Sunda Purba. Artefak-artefak batu yang tersusun rapi di dalam kompleks bersejarah situs alam Gunung Sunda diketahui merupakan peninggalan zaman neolitikum. situs-situs ini juga diketahui sangat dikeramatkan oleh warga yang berada di sekitar lereng gunung. Gunung Sunda Purba diperkirakan berketinggian kurang lebih 4000 meter di atas permukaan laut. Sebab kini, Gunung Sunda berketinggian sekitar 2080 meter di atas permukaan laut.

Sekitar 200-an tahun yang lalu, letusan-letusan gunung Sunda Purba mengalirkan lava dalam 3 periode yang kemudian meruntuhkan badan gunung sehingga terbentuklah kaldera pada sekitar seratusan tahun yang lalu. Bermula dari letusan gas dengan tekanan yang sangat tinggi dan memuntahkan material perut Bumi sebanyak 1.96 km2 ke langit. Kemudian membentuk letusan setinggi 20 kilometer dan payung letusan sejauh 17,5 kilometer dan jangkauannya sejauh 7 kilometer. Dari letusan pada periode ketiga, terbentuklah danau raksasa yang dikenal dengan Danau Bandung Purba di utara Padalarang. Ada Ci Meta di arah hilir sungai, yaitu sungai kecil di dalam lembah besar Ci Tarum Purba.

Kesimpulan terpenting yang didapatkan oleh Van Bemmelen pada tahun 1949 adalah perkiraan penanggalan kejadian-kejadian ini kemungkinan jauh lebih tua daripada yang telah diperkirakan. kecuali perihal masa pembentukan Gunung Sunda Purba serta kejadian-kejadian sebelumnya. Keberadaan danau purba Bandung memang telah dapat dapat dipastikan, bahkan turun naiknya permukaan air danau, pergantian iklim serta jenis floranya dapat direkam dengan baik sebagai jejak-jejak Gunung Sunda Purba.

Namun, pada tahun 1996 dalam Dam et al menyatakan bahwa pembentukan danau Bandung sebenarnya bukan disebabkan oleh suatu peristiwa ledakan Gunung Sunda atau Tangkuban Perahu, tetapi mungkin karena penurunan tektonik dan peristiwa denudasi dan terjadi pada 125 ribu yang lalu. Perihal keberadaan Gunung Sunda Purba yang dipastikan antara 2 juta sampai 100 juta tahun yang lalu berdasarkan pentarikhan batuan beku aliran lava, antara lain di Batunyusun timur laut Dago Pakar di Pulasari Schol, Batugantung Lembang 506 ribu tahun dan di Maribaya. Memang berdasarkan hasil penelitian membuktikan suatu erupsi besar kataklismik yang telah terjadi pada 105 ribu tahun yang lalu. Erupsi tersebut berupa erupsi Plinian yang menghasilkan aliran besar dari debu panas yang melanda bagian barat laut Bandung dan membentuk penghalang topografi yang baru di Padalarang, yang semakin memperjelas pembentukan danau Bandung. Erupsi besar ini diikuti dengan pembentukan kawah besar dan runtuhnya Gunung Sunda.

Pencarian fosil manusia purba merupakan salah satu dari rangkaian penelitian tentang adanya samudera di Dataran Tinggi Bandung. Para arkeolog dan Balai Arkeologi Bandung pada bulan Juli 2007, menemukan fosil manusia purba di Goa Pawon yang berada di sekitar jalan raya Bandung menuju Cianjur dan Bandung menuju Purwakarta, yang mana di sana juga terdapat dua bukit gamping yang disebut Pasir Pawon. Karena banyaknya jumlah batu-batuan karang, penduduk sekitarpun menamai kawasan ini dengan nama Taman Batu. Terlihat pula bekas-bekas pengendapan air lava yang kemudian mengering akibat letusan gunung–gunung api. Disinilah dulunya merupakan dasar lautan. Banyaknya fosil zat koral laut yang membentuk terumbu karang sepanjang punggungan bukit atau yang dikenal dengan kawasan Pasir Pawon juga memperkuat kenyataan ini. Penduduk setempat menjadikan kawasan ini sebagai area mata pencaharian untuk menambang marmer yang terbentuk dari batu kapur yang berasal dari Terumbu Purba.

0 komentar:

Posting Komentar

 
Travel Facewoman © 2013. All Rights Reserved. Powered by Blogger
Top